Gamplong 5, sumberrahayu, moyudan, sleman, yogyakarta
bahasa jawa
Minggu, 15 September 2013
Kamis, 07 Februari 2013
Adat Pernikahan Yogyakarta
Nontoni Nontoni adalah upacara
untuk melihat calon pasangan yang akan dikawininya. Dimasa laluorang yang
akan nikah belum tentu kenalterhadap orang yang akan dinikahinya,
bahkanterkadang belum pernah melihatnya, meskipunada kemungkinan juga mereka
sudah tahu danmengenal atau pernah melihatnya.Agar ada gambaran siapa jodohnya
nanti makadiadakan tata cara nontoni. Biasanya tata caraini diprakarsai pihak
pria. Setelah orang tua si perjaka yang akan diperjodohkan
telahmengirimkan penyelidikannya tentang keadaansi gadis yang akan diambil
menantu.Penyelidikan itu dinamakan dom sumuruping banyu atau penyelidikan
secara rahasia.Setelah hasil nontoni ini memuaskan, dansiperjaka sanggup
menerima pilihan orangtuanya, maka diadakan musyawarah diantaraorang tua /
pinisepuh si perjaka untuk menentukan tata cara lamaran.Lamaran Melamar
artinya meminang, karena pada zaman dulu diantara pria dan wanita yangakan
menikah terkadang masih belum salingmengenal, jadi hal ini orang tualah
yangmencarikan jodoh dengan cara menanyakankepada seseorang apakah puterinya
sudah atau belum mempunyai calon suami. Dari sini bisadirembug hari baik
untuk menerima lamaranatas persetujuan bersama.Upacara lamaran:Pada hari yang
telah ditetapkan, datanglahutusan dari calon besan yaitu orang tua
calon pengantin pria dengan membawa oleh-oleh.Pada zaman dulu yang lazim
disebutJodang ( tempat makanan dan lain sebagainya )yang dipikul oleh empat
orang pria.Makanan tersebut biasanya terbuat dari berasketan antara lain :
Jadah, wajik, rengginan dansebagainya.Menurut naluri makanan tersebut
mengandungmakna sebagaimana sifat dari bahan baku ketanyang banyak glutennya
sehingga lengket dandiharapkan kelak kedua pengantin dan antar besan
tetap lengket (pliket,Jawa).Setelah lamaran diterima kemudian kedua
belah pihak merundingkan hari baik untuk melaksanakan upacara
peningsetan. Banyak keluarga Jawa masih melestarikan sistem pemilihan
hari pasaran pancawara dalammenentukan hari baik untuk upacara peningsetan
dan hari ijab pernikahan.Peningsetan Kata peningsetan adalah dari katadasar
singset (Jawa) yang berarti ikat, peningsetan jadi berarti
pengikat.Peningsetan adalah suatu upacara penyerahansesuatu sebagai pengikat
dari orang tua pihak pengantin pria kepada pihak calon
pengantin putri.Menurut tradisi peningset terdiri dari : Kain batik,
bahan kebaya, semekan, perhiasan emas,uang yang lazim disebut tukon
(imbalan)disesuaikan kemampuan ekonominya, jodangyang berisi: jadah, wajik,
rengginan, gula, teh, pisang raja satu tangkep, lauk pauk dan
satu jenjang kelapa yang dipikul tersendiri, satu jodoh ayam hidup.
Untuk menyambutkedatangan ini diiringi dengan gending NalaGanjur .Biasanya
penentuan hari baik pernikahanditentukan bersama antara kedua pihak setelahupacara
peningsetan.Upacara TarubTarub adalah hiasan janur kuning (daun kelapayang
masih muda) yang dipasang tepi tratagyang terbuat dari bleketepe (anyaman
daunkelapa yang hijau).Pemasangan tarub biasanya dipasang saat bersamaan
dengan memandikan calon pengantin(siraman, Jawa) yaitu satu hari
sebelum pernikahan itu dilaksanakan.Untuk perlengkapan tarub selain janur
kuningmasih ada lagi antara lain yang disebut dengantuwuhan. Adapun macamnya
:Dua batang pohon pisang raja yang buahnyatua/matang.Dua janjang kelapa gading
( cengkir gading,Jawa )Dua untai padi yang sudah tua
Sabtu, 22 September 2012
PANTAI CEMPLON: SALAH SATU PANTAI DI SLEMAN
Propinsi DIY kaya
akan tempat-tempat wisata. Salah satunya terdapat di Kabupaten
Sleman dan dinamakan Pantai Cemplon. Kabupaten Sleman yang terletak
di pedalaman Jawa itu mempunyai pantai ? Benar, tetapi pantai di
sini jangan diartikan sebagai tempat di pinggiran laut. Pantai yang
dimaksudkan di sini adalah papan santai atau tempat untuk
bersantai. Tempatnya memang berada di pinggiran air, namun bukan
air laut melainkan air Sungai Progo
Pantai Cemplon secara administratif berada di wilayah Padukuhan Gamplong, Kalurahan Sumber Rahayu, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini dapat dicapai melalui Pasar Godean ke arah barat. Setelah sampai di Perempatan Gedongan ambil jalan ke kiri (arah Moyudan). Pada jarak sekitar 3 kilometer dari perempatan ini akan ditemukan papan penunjuk arah ke Pantai Cemplon. Pengunjung tinggal mengikuti petunjuk tersebut. Selain itu dapat juga ditempuh melalui Jalan Wates. Pada kilometer 14,3 pengunjung akan menemukan Pertigaan Klangon. Ambil arah ke utara (Moyudan). Pada jarak sekitar 1,5 kilometer dari pertigaan tersebut akan ditemukan papan petunjuk menuju Pantai Cemplon. Pengunjung tinggal mengikuti petunjuk tersebut.
Panjang Pantai Cemplon ini sekitar 1,5 meter. Pantai atau lebih tepatnya lembah di Dusun Gamplong ini merupakan daerah yang mudah terkikis air karena tempatnya yang berbatasan langsung dengan Sungai Progo. Untuk menanggulangi erosi atau gerusan air dari Sungai Progo tersebut sebagian lembah di Dusun Gamplong ini diperkuat dengan bronjong. Selain itu lembah tersebut juga ditanami dengan berbagai tanaman keras seperti mahoni, meranti, petai, dan sengon. Penduduk sendiri juga menanam beberapa tanaman jenis lain di lembah tersebut di antaranya adalah bambu, nangka, dan kelapa. Tanaman jenis perdu juga ditanam di lembah itu sebagai usaha pemaksimalan lahan. Perdu atau jenis semak yang ditanam meliputi tanaman apotek hidup seperti jahe, kunir, temu giring, temu ireng, lengkuas, dan sebagainya.
Tempat wisata Pantai Cemplon ini diresmikan pada tanggal 5 September 2004 oleh Menteri Pariwisata dan Kebudayaan, I Gde Ardika. Lembah yang kemudian disebut sebagai pantai ini sebenarnya sudah ada sejak zaman dulu. Hanya saja kesadaran untuk menempatkannya sebagai papan santai baru terjadi sekitar tahun 1984. Demikian tutur Bapak Agus Subadi (60) yang memiliki warung serta tempat parkir di pintu masuk Pantai Cemplon.
Seiring dengan kesadaran untuk membuat lembah tersebut menjadi papan santai, maka dibuatlah jalan setapak di tengah-tengah perkebunan yang rimbun rindang di tempat itu hingga pinggir Sungai Progo. Di tengah-tengah perkebunan itu pula dibuatlah gubuk-gubuk sebagai tempat untuk beristirahat. Dari gubuk-gubuk itulah pengunjung dapat menikmati keindahan aliran Sungai Progo beserta lembah-lembahnya yang hijau. Kecuali itu pengunjung juga dapat menikmati keindahan hamparan batu-batu (kerikil) berbentuk bulat di bibir sungai. Karena tempatnya yang teduh dan tenang, banyak pasangan remaja menggunakan Pantai Cemplon sebagai tempat untuk berbincang dan pedekate. Barangkali tempatnya memang mendukung untuk membangun hal-hal yang bersifat romantis.
Pantai Cemplon pada saat bulan purnama akan kelihatan semakin indah dan romantis. Namun hati-hati jika berkunjung pada malam hari sebab di tempat seperti itu bisa dipastikan akan ada banyak nyamuk atau bahkan ular. Pastikan juga jika berkunjung ke sana pada saat tidak musim penghujan sebab dalam musim penghujan bisa saja tiba-tiba air Sungai Progo meluap atau banjir.
Pantai Cemplon dinamakan demikian karena dulunya banyak gadis-gadis dari Padukuhan Gamplong yang menjadi pedagang kue cemplon yang dipasarkan ke Kulon Progo. Untuk menjajakan itu mereka harus naik perahu untuk menyeberang ke tepi barat Sungai Progo. Suatu ketika perahu yang mereka tumpangi oleng sehingga kue-kue cemplon yang dibawa oleh para pedagang itu berjatuhan ke Sungai Progo. Cemplon-cemplon itu kemudian dipercaya berubah bentuk menjadi batu-batu bulat di dasar dan pinggiran Sungai Progo. Berdasarkan cerita yang berbau mitos inilah kemudian tempat tersebut dinamakan Pantai Cemplon.
Pantai Cemplon secara administratif berada di wilayah Padukuhan Gamplong, Kalurahan Sumber Rahayu, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini dapat dicapai melalui Pasar Godean ke arah barat. Setelah sampai di Perempatan Gedongan ambil jalan ke kiri (arah Moyudan). Pada jarak sekitar 3 kilometer dari perempatan ini akan ditemukan papan penunjuk arah ke Pantai Cemplon. Pengunjung tinggal mengikuti petunjuk tersebut. Selain itu dapat juga ditempuh melalui Jalan Wates. Pada kilometer 14,3 pengunjung akan menemukan Pertigaan Klangon. Ambil arah ke utara (Moyudan). Pada jarak sekitar 1,5 kilometer dari pertigaan tersebut akan ditemukan papan petunjuk menuju Pantai Cemplon. Pengunjung tinggal mengikuti petunjuk tersebut.
Panjang Pantai Cemplon ini sekitar 1,5 meter. Pantai atau lebih tepatnya lembah di Dusun Gamplong ini merupakan daerah yang mudah terkikis air karena tempatnya yang berbatasan langsung dengan Sungai Progo. Untuk menanggulangi erosi atau gerusan air dari Sungai Progo tersebut sebagian lembah di Dusun Gamplong ini diperkuat dengan bronjong. Selain itu lembah tersebut juga ditanami dengan berbagai tanaman keras seperti mahoni, meranti, petai, dan sengon. Penduduk sendiri juga menanam beberapa tanaman jenis lain di lembah tersebut di antaranya adalah bambu, nangka, dan kelapa. Tanaman jenis perdu juga ditanam di lembah itu sebagai usaha pemaksimalan lahan. Perdu atau jenis semak yang ditanam meliputi tanaman apotek hidup seperti jahe, kunir, temu giring, temu ireng, lengkuas, dan sebagainya.
Tempat wisata Pantai Cemplon ini diresmikan pada tanggal 5 September 2004 oleh Menteri Pariwisata dan Kebudayaan, I Gde Ardika. Lembah yang kemudian disebut sebagai pantai ini sebenarnya sudah ada sejak zaman dulu. Hanya saja kesadaran untuk menempatkannya sebagai papan santai baru terjadi sekitar tahun 1984. Demikian tutur Bapak Agus Subadi (60) yang memiliki warung serta tempat parkir di pintu masuk Pantai Cemplon.
Seiring dengan kesadaran untuk membuat lembah tersebut menjadi papan santai, maka dibuatlah jalan setapak di tengah-tengah perkebunan yang rimbun rindang di tempat itu hingga pinggir Sungai Progo. Di tengah-tengah perkebunan itu pula dibuatlah gubuk-gubuk sebagai tempat untuk beristirahat. Dari gubuk-gubuk itulah pengunjung dapat menikmati keindahan aliran Sungai Progo beserta lembah-lembahnya yang hijau. Kecuali itu pengunjung juga dapat menikmati keindahan hamparan batu-batu (kerikil) berbentuk bulat di bibir sungai. Karena tempatnya yang teduh dan tenang, banyak pasangan remaja menggunakan Pantai Cemplon sebagai tempat untuk berbincang dan pedekate. Barangkali tempatnya memang mendukung untuk membangun hal-hal yang bersifat romantis.
Pantai Cemplon pada saat bulan purnama akan kelihatan semakin indah dan romantis. Namun hati-hati jika berkunjung pada malam hari sebab di tempat seperti itu bisa dipastikan akan ada banyak nyamuk atau bahkan ular. Pastikan juga jika berkunjung ke sana pada saat tidak musim penghujan sebab dalam musim penghujan bisa saja tiba-tiba air Sungai Progo meluap atau banjir.
Pantai Cemplon dinamakan demikian karena dulunya banyak gadis-gadis dari Padukuhan Gamplong yang menjadi pedagang kue cemplon yang dipasarkan ke Kulon Progo. Untuk menjajakan itu mereka harus naik perahu untuk menyeberang ke tepi barat Sungai Progo. Suatu ketika perahu yang mereka tumpangi oleng sehingga kue-kue cemplon yang dibawa oleh para pedagang itu berjatuhan ke Sungai Progo. Cemplon-cemplon itu kemudian dipercaya berubah bentuk menjadi batu-batu bulat di dasar dan pinggiran Sungai Progo. Berdasarkan cerita yang berbau mitos inilah kemudian tempat tersebut dinamakan Pantai Cemplon.
Langganan:
Postingan (Atom)